gue punya sebuah drama mini tentang pertemanan yang terdiri dari 4 tokoh, 3 cewek, satu cowok. Awalnya sih ini permintaan dari sepupu yang pingin dibuatin drama dan disuruh cepet. yaudah, dengan secepat kilat gue selesaiin. entah amburadul entah biasa entah keren. just enjoy it.
Dipagi yang cerah Flo sedang berjalan santai sambil
memandangi burung-burung yang sedang bercengkrama. Sayangnya dia tidak melihat
batu yang ada dihadapannya.
Flo : Gedebukk!!!(terjatuh)
“Wadawww masyaAllah siapa yg narok batu disini! Eugh!” (malah menendang batu)
“Hadoohhhhh tambah sakeetttt”
Dira : (datang sambil makan
permen lolipop dan megang bunga mawar) “Eh, Flo ngapain lo jongkok-jongkok
disitu?”
Flo : “Sakit kaki gue kepantok
batuuu huuhhh!”(melihatkan kakinya, lalu menoleh pada Dira) “Heehhhh lo kok
makan sambil jalan, metikin mawar sekolah lagi! ketawan buk Maysaroh mati lo!”
Dira : “Ah ibunya gak ada
disini ini… kalo ini bunga mawar untuk Marwan. haha” (nyengir kuda)
Flo : (memiringkan bibir)
“Hah yaudah bantuin gue jalan kesitu.”
Ketika Flo dan Dira
sedang duduk di gazebo sekolah, tiba-tiba datanglah seseorang yang berjalan
dengan tebar pesona dihadapan mereka.
Steven : (berjalan sok cool dan gaya lambat) “Haloooo
cewek-cewek..…. busuk. HAHAHA” (ketawa garing)
Flo : (gaya males ngomong)
“Orang tu dateng-dateng Asalamualaikum kek.”
Dira : “Entah wong gilo. Sok
wangi bener ngomongin kita busuk. huu”
Steven : “Ah kalian ini terpesona
aja sama gue.”
Dira dan Flo : (nyaris muntah
mendengar kenarsisan Steven)
Steven : (berjalan melewati Dira
dan Flo. Ada yang terjatuh dari saku Steven)
Dira : (mengambil sesuatu yang
terjatuh tersebut. Ternyata sekotak rokok) “Hahh.. Flo, liat ini!”
Flo : “Wisss.. nggak nyangka
deh… Steven! Steven!”
Steven : “Nah kan udah gue duga
kalian bakal manggil gue. Hahaha”
Dira : “Dih lenjeh… sini!”
Steven : (mendekat)
Flo : “Gue mau nanya, ini
punya lo?” (menunjukkan sekotak rokok tersebut)
Steven : (diam, kalem) “Iya. Sini balikin.”
Flo : “No way! Lo kan, yang cerewet kalo liat cowok ngerokok. Ternyata lo
juga…”
Steven : (langsung cemberut)
“Bukan urusan lo.” (mengambil sebungkus rokok itu lalu pergi)
Flo dan Dira : (saling pandang)
Keesokan harinya Flo
menelpon Dira.
Flo : “Halo, Asalamualaikum
Dira?”
Dira : “Waalaikumsalam . Iya
Flo, kenapa?”
Flo : “Temenin gue ke
Supermarket sih disuruh emak beli kaos dalem nih…”
Dira : “Wah maaf ya Flo gue
lagi mau happy-happy ke pantai ama
keluarga nih, nggak bisa.”
Flo : (kecewa) “Yahhh…”
Dira : “Minta tolong sama Ajeng
aja.”
Flo : “Oke.”
Singkat cerita akhirnya
Flo jalan dengan Ajeng, sahabatnya yang dikenalnya dari SMP.
Ajeng : “Mau beli apaan Flo?”
Flo : “Kaos dalem.”
Ajeng : “Subhanallah. Kaos dalem?
Ada-ada aja. Di warung deket rumah juga ada jualannya.”
Flo : “Emak maunya yang ada
merk RAMAYANA nya.”
Ajeng : “Cape deh.”
Saat mereka berjalan ke
supermarket yang jaraknya dapat ditempuh dengan jalan kaki itu, mereka melihat
sesuatu yang tidak di duga-duga. Mereka melihat Steven yang sedang bekerja
sebagai tukang parkir toko buku.
Ajeng : “Eh eh Flo liat deh..”
Flo : “Apaan?”
Ajeng : “Itu… Steven kan?”
Flo : “Eh iya. Kok dia… jadi
tukang parkir?”
Ajeng : “Kok bisa…”
Steven : (sibuk sama kerjaannya)
“Ayo kiri-kiri… terosss…” (bapak yang ada didalam mobil memberikan uang
seribuan) “Yooo… makasih Pak ya!”
Ajeng : “Steven! Ste..” (mulutnya langsung di bekep
sama Flo)
Ajeng : “Apa-apaan sih Flo?”
Flo : “Jangan di panggil,
tapi di deketin.”
Kemudian mereka
berjalan mendekati Steven.
Steven : (kaget dan salah tingkah)
“Lho? Kalian kok disini….”
Ajeng : “Iya lah rumah kami sekitar
sini. Lo…… jadi tukang parkir ya?”
Steven : (malu-malu) “Haha iya.
memangnya kenapa? Yang penting halal kan.”
Flo : “Hemh, iya sih. Tapi
kemana gengsi lo?”
Steven : (menggeleng) “Kalo bokap
udah bangkrut gabisa mau gengsian lagi.”
Ajeng : “Bangkrut? Sejak kapan?”
(prihatin)
Steven : “Udah setahun yang lalu
sih…”
Ajeng : “Jadi lo nyari duit
sendiri tiap libur?”
Steven : “Yoi.”
Flo : “Tapi sayang kalo
uangnya cuma dibeliin rokok.” (sewot)
Steven : (tersenyum pahit) “Rokok
yang kemaren bukan buat gue tapi buat bokap gue.”
Flo : (merasa bersalah karena
sudah berpikir yang bukan-bukan) “Ohhh… yang bener?”
Steven : “Bokap gue sekarang
kerjanya serabutan. Kalo nggak ada kerjaan dia diem, daripada diem aja gue
beliin rokok karena dia sendiri gak kebeli rokok lagi.”
Ajeng : “Lo hebat bisa aja
nyembunyiin masalah lo selama setahun.”
Steven : “Yahh.. hidup kan harus
dinikmati, bukan diratapi.”
Flo : (menggeleng-geleng
sambil tersenyum) “Nggak nyangka gue sama pemikiran lo. Yaudah, kami pergi dulu
ya. Selamat bekerja kembali.”
Steven : “Yooo.. awas semakin
terpesona sama gue! Wkwkwwkwk.”
Flo : “Dih, sempet-sempetnya
narsis.”
Ajeng : “Biarin sih Flo, hahaha.”
Flo : “Eh, jangan-jangan lo
naksir dia? hayoooo” (Flo menggoda Ajeng)
Ajeng : “Oh tidak bisaaaa… “
(ngikutin gaya sule)
Mereka pun lanjut
berjalan ke supermarket. Keesokan harinya di kelas Flo dan Ajeng menceritakan
kejadian kemarin kepada Dira.
Dira : (manggut-manggut) “Wah
hebat juga Steven bisa semandiri itu ternyata.”
Ajeng : “Iya, nggak seperti yang
kita lihat. Kirain dia anak manja yang sok suka tebar pesona.”
Flo : “Dira, Ajeng, gue
punya acara belajar kelompok di dekat
danau. Mau ikut?”
Dira : “Jadi, sambil piknik
gitu?”
Flo : “Iya! Mantep kaaannnn…”
(ngacungin jempol)
Tiba-tiba dari belakang
Steven datang.
Steven : “Hayooo lagi ngomongin
gue yaaaa…”
Flo : “Ih sory ya.”
Ajeng : “Flo, iya kan tadi kita
ngomongin dia.”
Flo : “Dikit.”
Ajeng : “Steven, mau ikut kami
belajar kelompok di danau nggak?”
Dira : “Ajeng? Kan Flo yang
buat acara kok lo yang ngundang.”
Ajeng : “Ups iya… maap. Hehe… Flo
boleh nggak dia ikut?”
Flo : (mikir-mikir) “Yahhh
boleh lah.”
Steven : “Eh seriusan gue diajak
nih?”
Flo : “Iya diajak… sekali
lagi lo nanya keputusan gue berubah .”
Steven : “Iya iya. Makasih ya
kawan-kawan.”
Dira : “Jarang banget gue
denger lo ngomong ‘kawan-kawan’.”
Steven : “Hemmm… Apa karena gue
nggak punya kawan ya?”
Dira : “Kemungkinan besar.
Hehe..”
Steven : “Lah kok lo gitu Dira. Ya
udahlah nggak papa. Yang penting kalian kan kawan-kawan gue.” (girang)
Steven, Flo, Dira, dan Ajeng tersenyum bersama. Di
Akhir pekan berikutnya mereka melaksanakan belajar kelompok semi piknik di
danau dekat sekolah mereka. Pemandangannya sangat indah dan kondusif untuk
belajar. Lama-kelamaan, Steven selalu ikut dalam setiap kegiatan Flo, Dira, dan
Ajeng. Dan lama-kelamaan juga mereka jadi berteman baik dan jadi sahabat.