Sabtu, 26 Februari 2011

Wahai Larik tak Bermajas

adakah cara untuk membekuk kesal ini
adakah cara untuk memenggal benci ini
adakah cara untuk membantai ketidakkaruan ini

wahai engkau larik tak bermajas
kadang ku mengecup dan membelaimu penuh kasih sayang
kadang ku menjambak bahkan melemparmu sampai terseret badai malam

aku tidak menyalahkanmu akan diriku
aku melampiaskan semua padamu
ya, memang benar
maafkan aku

siapa sangka buah yang ranum akan terus ditangkainya
manispun tak akan bertahan lama
sudah kuduga kau akan berpikiran sama denganku
bukankah begitu larik tak bermajas?

aku lagi tersungkur
namun ku tak mau mengukur batu tempat ku terbentur
tak juga untuk meliriknya

wahai larik tak bermajas
kini ku ingin tersenyum ketir di pangkuan
adakah kau mau memberikannya untukku?

RAA (26 Februari 2011)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar