Sabtu, 11 Oktober 2014

Sambutan Wakil Wisudawan AKPER/AKBID Panca Bhakti Bandar Lampung



berikut adalah contoh sambutan wakil wisudawan AKPER dan AKBID Panca Bhakti yg disampaikan pada tanggal 2 Oktober 2014 di Bandar Lampung. terimakasih kepada semua sumber yang menginspirasi pembuatan teks ini. semoga teks ini dapat bermanfaat untuk pembaca....

 
Bismillahirohmanirrohim…
Yth. Koordinator KOPERTIS Wilayah II
Yth. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
Yth. Direktur Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang/mewakili
Yth. Pimpinan Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Lampung
Yth. Pimpinan Rumah Sakit Swasta se-Provinsi Lampung beserta jajaran
Yth. Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia Provinsi Lampung dan Kota Bandar Lampung
Yth. Ketua Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Lampung
Yth. Ketua & Pengurus Yayasan Pendidikan Panca Bhakti Bandar Lampung
Yth.Direktur Pendidikan Tinggi Kesehatan Swasta se-Provinsi Lampung/mewakili
Yth. Orang Tua/wali wisudawan AKPER & AKBID Panca Bhakti Bandar Lampung
Serta rekan-rekan wisudawan yang berbahagia

Assalamualaikum W. W
Tabik pun….
Selamat pagi, dan salam sejahtera untuk kita semua.
Alhamdulillahirobbilalamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kita semua dapat menghadiri acara penting ini yaitu Upacara Wisuda Akademi Keperawatan dan Akademi Kebidanan Panca Bhakti Bandar Lampung Tahun 2014 tanpa kendala apapun. Salawat serta salam semoga selalu tercurah kepada suri tauladan kita nabiAllah Muhammad SAW yang kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir kelak.

Hadirin yang terhormat,
Saya mengucapkan terimakasih banyak karena telah diberi kesempatan, mewakili rekan-rekan wisudawan yang berjumlah kurang lebih 220 orang untuk menyampaikan sambutan pada pagi hari ini. Izinkanlah juga saya untuk mengucapkan selamat wisuda kepada rekan-rekan sekalian. Saya yakin ini adalah salah satu pencapaian yang luar biasa bagi kita semua.

Dalam kesempatan ini, kami segenap wisudawan/wisudawati mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada seluruh pihak yang selalu mendukung kami, terimakasih kepada Ketua dan pengurus Yayasan, lahan praktik yakni RS dan BPM,  Bapak/Ibu dosen dan segenap civitas akademika AKPER & AKBID Panca Bhakti atas dedikasi, kebijakan, perhatian, kesabaran, bimbingan, dan nasihat yang telah diberikan kepada kami selama ini. InsyaAllah ilmu yang telah bapak/ibu berikan tidak akan sia-sia dan akan sangat bermanfaat dalam menuntun kami menjalani profesi ini.

Terimakasih juga kepada orang tua kami/wali yang karena cinta, support dan doanya, kami dapat menyelesaikan amanah besar ini. Namun demikian, selama proses pendidikan mungkin ada tingkah laku kami yang tidak berkenan dan kurang baik, atas nama rekan-rekan wisudawan, kami memohon maaf yang sebesarnya atas segala kesalahan dan kekhilafan kami selama menjadi mahasiswa AKPER & AKBID Panca Bhakti ini.

Selain itu, kami, wisudawan memohon doa restu, semoga kami setelah benar-benar lepas dan menyandang gelar ahlimadya, dapat berperan sebagai aktor intelektual di tengah-tengah masyarakat dengan membawa nama baik dan kehormatan almamater tercinta ini. Semoga kami senantiasa diberi kemudahan dan kekuatan untuk mengemban amanah ini, menjadi agent of change yang membawa perubahan dan manfaat bagi masyarakat khususnya di dunia kesehatan.

Kami juga berharap semoga AKPER dan AKBID Panca Bhakti Bandar Lampung dapat selalu menunjukkan eksistensi, dedikasi dan kontribusinya terhadap negeri dengan mencetak sumber daya manusia terbaik dan menjadi institusi pendidikan yang selalu terdepan. Amin.

Hadirin yang berbahagia,
Hari ini merupakan hari istimewa yang telah kita nantikan bersama yakni hari disaat kami, wisudawan, telah menyelesaikan segala proses belajar di sebuah jenjang pendidikan tinggi. Tentu kami merasakan bahwa ini merupakan penawar dari segala perjuangan, pengorbanan, dan doa yang telah diupayakan selama tiga tahun terakhir. Apapun predikat yang kami dapatkan dan bagaimanapun lika likunya proses yang telah dilalui, kami sedikitnya dapat bernafas lega melihat kedua orang tua, kerabat, teman-teman, dan bapak/ibu dosen yang senantiasa mendukung kami, tersenyum bahagia karena kami telah sampai pada titik penantian ini.

Namun, dengan pencapaian ini, kami merasa bahwa sebenarnya kelulusan ini barulah batu loncatan menuju karier panjang yang akan kami lalui, kami masih sangat membutuhkan banyak ilmu, wawasan, dan kemampuan untuk dapat bersaing diberbagai sektor kehidupan. Oleh karena itu kami tidak akan pernah puas terhadap hasil dan akan selalu lapar terhadap ilmu.

Ada kutipan menarik yang dikatakan oleh Anies Baswedan, “Your high GPA will get you to the job interview, but your leadership will determine your future.” Tingginya IPKmu hanya akan mengantarkanmu pada meja wawancara, sementara kepemimpinanmu akan menentukan masa depanmu. Kutipan ini menyadarkan kami bahwa tingginya nilai IPK memang penting dan sangat berpengaruh, namun tidak serta merta menjadi satu-satunya tolok ukur atas kesuksesan masa depan seseorang. Ada hal lain yang tidak kalah penting yaitu skill/keahlian, akhlak yang baik, karakter, dan juga seberapa banyak Ia membawa manfaat untuk sekitarnya. AKPER & AKBID Panca Bhakti selalu mengajarkan dan membimbing mahasiswanya untuk menjadi leader, manager, dan team work yang baik bagi diri sendiri dan masyarakat tanpa melupakan etika dalam bermasyarakat maupun etika profesi.

Hadirin yang berbahagia,
Perjalanan kami tidak hanya sampai disini. Sebagian dari rekan-rekan wisudawan sudah ada yang melanjutkan pendidikan, dan sebagian yang lain memilih untuk memperkaya ilmu di lahan praktik. Apapun langkah yang kami pilih, tentu kami sangat berharap dapat terus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kami juga menyadari, dengan bersandingnya sebuah gelar di akhir nama kami menunjukkan bahwa tanggung jawab di pundak ini semakin besar dan kehidupan penuh rintangan seorang perawat atau bidan akan segera kami rasakan. Menjadi perawat/bidan professional, handal, tekun membaktikan diri pada nusa dan bangsa, dan menjadi panutan bagi sesama memang bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tak mungkin. Oleh karena itu kami akan terus berusaha memperbaiki diri karena setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadi lebih baik, mewujudkan impian, dan menaklukan tantangan itu. Terlebih lagi ditengah-tengah kemelut masalah negeri yang ada saat ini. Kami akan berusaha untuk menjadi solusi dengan terus meningkatkan kompetensi diri dan mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dengan sebaik-baiknya.   

Demikian sambutan yang dapat saya sampaikan,
Sebelum saya menutup sambutan ini izinkanlah saya untuk mengutip satu kalimat inspiratif dari Albert Einstein, “Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value.” Cobalah untuk tidak menjadi seseorang yang sukses, tetapi berusahalah untuk menjadi seseorang yang bermakna.

Rekan-rekan wisudawan, tetaplah bersemangat karena keberhasilan adalah kemampuan untuk mengatasi dan melewati satu kegagalan dari kegagalan lainnya tanpa harus kehilangan semangat. (DH)
Hidup mahasiswa!

Terimakasih atas perhatiannya, Wabilahitaufik walhidayah, wassalamualaikum W. W

Selasa, 07 Januari 2014

Landasan Teori Ruptur Perineum


LANDASAN TEORI

ROBEKAN PERINEUM



1.    Pengertian Ruptur Perineum

Pengertian ruptur sesuai dengan kamus kedokteran adalah robeknya atau koyaknya jaringan (Dorland,1998). Perineum merupakan ruang berbentuk jajaran genjang yang terletak di bawah dasar panggul. Batas superior yaitu dasar panggul yang terdiri dari musculus levator ani dan musculus coccygeus. Batas lateral tulang dan ligamentum yang membentuk pintu bawah panggul, yaitu depan ke belakang angulus pubicus, ramus ischiopubicus, tuber ischiadicum, ligamentum sacrotuberosum, dan oscoccyges. Batas inferior yaitu kulit dan vagina (Oxorn, 2003).



2.    Insiden

Sebanyak 85% dari perempuan yang melahirkan pervaginam akan mengalami trauma pada perineum(1) dan 3-12% akan mengenai otot sfingter ani. Robekan pada otot sfingter ani akan menyebabkan gangguan pada otot-otot dasar panggul  di kemudian hari.



3.    Faktor Risiko Perlukaan Jalan Lahir

·         Kepala janin terlalu cepat lahir

  • Persalinan tidak dipimpin sebagaimana mestinya
  • Perineum kaku / banyak jaringan parut
  • Persalinan distosia bahu
  • Partus pervaginam dengan tindakan



4.    Anatomi Perineum

Perineum yang kita kenal sehari-hari adalah badan perineum yaitu daerah diantara vagina dan anus yang terbentuk dari gabungan otot-otot membrana perineal yaitu otot bulbo kavernosus, otot tranversus perinealis  superfisialis dan profundus, disertai otot pubo rektalis yang merupakan bagian dari otot levator ani dan otot sfingter ani eksterna. Daerah ini mendapat suplai darah dari cabang-cabang arteri pudenda interna dan mendapatkan persarafan sensoris dan motoris dari nervus pudendus.

Pada wanita normal panjang badan perineum ini sekitar 3-5 cm, dan akan berkurang pada kondisi prolaps organ pelvik yang lanjut atau pada keadaan terjadinya robekan perineum pasca persalinan yang tidak dikelola dengan baik.

Pada kondisi terjadinya trauma perineum yang besar yang menyebabkan robeknya atau disrupsi otot-otot yang membentuk perineum terutama levator ani dan sfingter ani maka akan terjadi gangguan defekasi berupa inkontinensia fekal yang derajat beratnya bervariasi. Selain itu dapat pula terjadi gangguan seksual, keputihan dan infeksi saluran kemih yang berulang.



5.    Diagnosis

Pada setiap persalinan terutama persalinan yang berrisiko terjadi robekan perineum yang berat seperti persalinan dengan bantuan alat (ekstraksi vacuum dan  forceps), oksiput posterior, distosia bahu, bayi besar, dan episiotomi mediana,  kita harus waspada akan terjadinya robekan perineum derajat III-IV. Oleh karena itu pasca persalinan harus dinilai benar robekan  perineum yang terjadi. Tindakan colok dubur dan pemaparan yang baik sangat membantu untuk mendiagnosis derajat robekan perineum yang terjadi.



6.    Klasifikasi Derajat Robekan Perineum


> Robekan tingkat I, yang mengenai mukosa vagina dan kulit perineu
> Robekan tingkat II, yang lebih dalam mencapai otot-otot perineum tetapi tidak melibatkan otot-otot  sfingter ani

> Robekan tingkat III, robekan sudah melibatkan otot sfingter ani, dibagi menjadi 3 sub grup, yaitu:

-  III a        :robekan mengenai < 50% ketebalan otot sfingter ani eksterna

-  III b        :robekan mengenai > 50% ketebalan otot sfingter ani eksterna

-  III c        :robekan sampai mengenai otot sfingter ani interna

> Robekan tingkat IV, robekan sampai ke mukosa anus

Button hole tear : Sfingter intak namun mukosa anus terkena



7.    Perbaikan Robekan Tingkat I dan II

Umumnya robekan tingkat I dapat sembuh sendiri, tidak perlu di jahit.
-Kaji ulang prinsip dasar keperawatan

-Berikan dukungan emosional

-Pastikan tidak ada alergi terhadap lignokain atau obat-obatan sejenis

-Periksa vagina, perineum dan serviks
-Jika robekan panjang dan dalam, periksa apakan robekan itu tingkat II atau IV dengan cara masukkan jari yang bersarung tangan ke anus, identifikasi sfingter, rasakan tonus dari sfingter.

-Ganti sarung tangan

-Jika sfingter kena, lihat reparasi robekan tingkat III atau IV

-Jika sfingter utuh, teruskan reparasi

- Antisepsis di daerah robekan

-Masukkan jarum pada ujung atau pojok laserasi dan dorong masuk sepanjang luka mengikuti garis tempat jarum jahitnya akan masuk dan keluar

-Aspirasikan, kemudian suntikkan sekitar 10ml lignokain 0,5% dibawah mukosa vagina, dibawah kulit perineum, dan pada otot-otot perineum. Catatan: aspirasi untuk meyakinkan suntikan lignokain tidak masuk ke pembuluh darah. Jika ada darah saat aspirasi, pindahkan jarum ke tempat lain. Kejang dan kematian dapat terjadi jika lignokain diberikan lewat pembuluh darah (intravena).

-Tunggu 2 menit agar anastesi efektif


>>Jahit mukosa vagina secara jelujur dengan catgut kromik 2-0 mulai dari sekitar 1 cm diatas puncak luka di dalam vagina sampai batas vagina.

>> Jahitan otot perineum dilanjutkan pada daerah otot perineum sampai ujung luka pada perineum secara jelujur dengan catgut kromik 2-0

-Lihat ke dalam luka untuk mengetahui letak ototnya

-Penting sekali untuk menjahit otot ke otot, agar tidak ada rongga diantaranya.

-Jahitan kulit, cari lapisan subkutikuler persis dibawah lapisan kulit

-Lanjutkan dengan jahitan subkutikuler kembali kearah batas vagina. Akhiri dengan simpul mati pada bagian dalam vagina.



8.    Perbaikan Robekan Tingkat III dan IV

Jika robekan tingkat III tidak diperbaiki dengan baik pasien dapat menderita gangguan defekasi dan flatus. Jika robekan rektum tidak diperbaiki, dapat terjadi infeksi dan fistula rektovaginal.

- Kaji ulang prinsip dasar keperawatan

- Lakukan blok pudendal atau ketamin

-Minta asisten menahan fundus dan melakukan masase uterus

-Periksa vagina, perineum, serviks, dan rektum

-Cek apakah sfingter ani robek

-Ganti sarung tangan
-Asepsis/antisepsis pada daerah robekan

-Pastikan tidak ada alergi lignokain- Lakukan anastesi area penjahitan dengan lignokain

-Tunggu 2 menit agar anastesi efektif

-Tautkan mukosa rektumdengan benag kromik 3-0 atau 4-0 secara interuptus dengan 0,5 cm antara jahitan

-Jahitlah otot-otot dengan rapi lapis demi lapis dengan jahitan satu-satu

-Jahitan sfingter ani dengan jepit otot sfingter dengan klem allis atau pinset

-Tautkan ujung otot sfingter ani dengan 2-3 jahitan benang kromik 2-0 angka 8 secara interuptus- Larutan antiseptik pada daerah robekan

-Reparasi mukosa vagina, otot perineum, dan kulit.



9.    Perawatan Pascatindakan

ü Apabila terjadi robekan tingkat IV, berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal yaitu amfisillin 500 mg peroral dan metronidazol 500 mg peroral.

ü Observasi tanda-tanda infeksi

ü Jangan lakukan pemeriksaan rektal atau enema selama 2 minggu

ü Berikan pelembut feces selama seminggu peroral.



10.    Penanganan Kasus Terlantar

Pada kasus terlantar (robekan lebih dari 12 jam) kemungkinan infeksi sulit dihindari.

ü Pada robekan perineum tingkat I dan II, robekan dibiarkan terbuka

    

ü Pada robekan perineum tingkat III dan IV, lakukan jahitan situasi dengan 2-3 jahitan. Penjahitan otot, mukosa vagina, dan kulit perineum dilakukan sekitar 6 hari kemudian.



11.    Penanganan Komplikasi

ü Jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan. Jika tidak ada tanda infeksi dan perdarahn sudah berhenti, lakukan penjahitan.

ü Jika terdapat infeksi, buka dan drain luka dengan cara luka infeksi ringan tidak perlu antibiotika, jika infeksi berat tetapi tidak sampai pada jaringan dalam maka diberikan amfisillin 4 x 500mg peroral selama 5 hari dan metronidazol 3 x 400mg peroral selama 5 hari.

ü Jika infeksi mencapai otot dan terdapat nekrosis, berikan antibiotika secara kombinasi sampai nekrosis sudah dikeluarkan dan pasien sudah bebas demam selama 48 jam: penicillin G 2 juta unit setiap 6 jam IV, ditambah gentamisin 5 mg/KgBB setiap 24 jam IV, ditambah metronidazol 500 mg setiap 8 jam IV. Sesudah pasien bebas demam 48 jam berikan ampisilin 4 x 500mg peroral selama 5 hari ditambah metronidazol 3 x 400mg peroral selama 5 hari.

ü Fistula rektovaginal perlu dilakukan bedah rekontruksi 3 bulan atau lebih pascapersalinan.






DAFTAR PUSTAKA



-. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

http://pogijaya.or.id/blog/2013/02/21/penatalaksanaan-ruptur-perineum-derajat-3-4/ oleh dr Ekarini Aryasatiani, SpOg. Diakses tanggal 7 November 2013 pukul 00.14 WIB

Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.